SMA Online ini merupakan program Kemendikbud yang bertujuan untuk mengurangi jumlah lulusan SMP yang tak melanjutkan ke jenjang SMA. Sasaran program ini adalah siswa yang tak mampu dan domisili rumahnya di pesisir yang jauh dari lokasi sekolah. Di program SMA online ini, siswa cukup belajar dari rumahnya dengan menggunakan tablet PC yang diberi secara gratis.
Harun, Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Jatim memastikan sekolah percontohan itu akan diduplikasi di daerah lainnya di Jatim. Saat ini, tengah dicari daerah maupun sekolah mana saja di Jatim yang siap untuk melaksanakan pendidikan terbuka secara online dengan tujuan menjaring siswa tidak mampu. ”Harus dilihat dulu kesiapannya bagaimana. Kalau lembaganya sudah siap, tentunya bisa dilakukan sekolah terbuka sistem online untuk menjaring siswa tidak mampu,” kata Harun, saat berkunjung ke wilayah Kabupaten Malang, (8/5).
Harun mengakui, sekolah terbuka sistem online yang diinisiasi Kemendikbud RI itu efektif menekan angka siswa SMP yang tak melanjutkan ke jenjang SMA. Karena program ini untuk menampung siswa tidak mampu dan rumahnya berada di daerah pinggiran. Ini perlu ditularkan di daerah lain di Jatim.
Hanya saja, Harun belum bisa memastikan daerah mana saja yang akan menjadi program lanjutan dalam program tersebut. Masih perlu dilakukan penilaian lebih lanjut terhadap daerah-daerah di Jatim.
Dia menyatakan, program SMAN terbuka sistem online untuk menjaring siswa tidak mampu sangat tepat. Program itu, dapat menekan APK (angka partisipasi kasar) dan mendorong tercapainya program pendidikan 12 tahun pada 2016. Pada tahun itu, program tersebut sudah harus tuntas di Jatim. Artinya, tidak ada lagi, siswa yang tidak melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas dikarenakan persoalan biaya maupun dikarenakan letak geografis.
Lantas apa dukungan pemprov terhadap SMAN terbuka di Kabupaten? Harun menyatakan program tersebut ditangani seratus persen oleh Kemendikbud. Dia percaya bahwa program Kemendikbud tersebut bakal dapat berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu, menurutnya di Jatim masih banyak yang harus ditangani.
Sementara itu, rekrutmen siswa baru SMAN terbuka sistem online di SMAN 1 Kepanjen, terus dipersiapkan. Rencananya, rekrutmen siswa itu untuk 200 anak dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Malang.
Siswa-siswi yang akan direkrut dalam sekolah ini, akan difasilitasi dengan seperangkat tablet PC. Perangkat telekomunikasi itu, akan diberikan kepada siswa satu per satu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, telah disiapkan dana sebesar Rp 600 juta. ”Tabletnya nanti diberikan kepada mereka untuk menunjang pendidikan secara online,” kata Budi Iswoyo, Kadisdik Kabupaten Malang.
Budi menegaskan, kucuran dana untuk pengadaan tablet itu bersumber dari kementerian pendidikan dan kebudayaan. Pemkab Malang dengan SMAN 1 Kepanjen, hanya mempersiapkan tenaga pendidik, beserta fasilitas pendukung di lingkungan sekolah.
Dengan pemberian alat telekomunikasi itu, diharapkan program belajar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Para siswa tinggal berkelompok dan berkumpul di satu titik untuk kemudian mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Sasaran SMAN terbuka dikhususkan hanya bagi siswa yang tidak mampu. Khususnya, para siswa-siswi jebolan SMPN terbuka yang tersebar di kabupaten. Saat ini, terdapat 6 lembaga SMPN terbuka. Selain menjaring SMPN terbuka, juga menjaring dari 311 lembaga SMP negeri maupun swasta se-Kabupaten Malang. Karena, di antaranya juga ada siswa tidak mampu.
Dengan pelaksanaan sekolah terbuka sistem online, jarak tidak lagi menjadi persoalan. Sebab, sistem pendidikan yang akan diberlakukan tidak menuntut kehadiran di SMAN 1 Kepanjen 100 persen. Proporsinya 80 persen kegiatan belajar berlangsung di TKB (tempat kegiatan belajar) yang terdekat dengan tempat tinggal siswa. Sedangkan, 20 persennya adalah tatap muka langsung dengan guru. ”Pertemuannya lebih banyak melalui jaringan internet. Makanya para siswanya nanti dibekali dengan seperangkat perangkat tablet PC,” kata mantan kepala dinas energi sumber daya mineral ini.
Referensi : radarmalang.co.id
EmoticonEmoticon