KABUPATEN- Tuntas sudah pelaksanaan program Tryout Kejujuran tahap pertama yang diinisiasi Jawa Pos Radar Malang kemarin. Total sudah ada 40.758 siswa dari tingkat SMA (10.656 siswa), SMK (15.096 siswa), dan SMP (15.097 siswa) yang sudah mengikuti event hasil kerja sama Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dinas Pendidikan Kota Malang, dan di-support Primagama tersebut.
Pada tryout tingkat SMP kemarin, 15.097 siswa tersebar di Kabupaten dan Kota Malang melaksanakan dengan suasana lebih rileks. Di SMPN 1 Dampit misalnya, pihak sekolah memberikan kebebasan pada 266 siswa mengerjakan soal tryout tanpa pengawasan. Formasi tempat duduk juga tetap sama dengan kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
Sekolah tersebut memang sengaja membebaskan siswa-siswinya dalam mengerjakan soal tryout. Karena sebelumnya sekolah sudah beberapa kali menyelenggarakan tryout. ”Sebelumnya, kami sudah melakukan tryout sebanyak 4 kali. Di tryout sebelumnya, tempat duduk kami setting layaknya ujian nasional. Karena ini konsepnya merupakan Tryout Kejujuran, jadi kami sedikit membebaskan anak-anak,” terang Drs H.M Ali Arifin MSi, Kepala SMP Negeri 1 Dampit kemarin.
.jpg)
Ketika ditanya tentang kualitas soal tryout Jawa Pos Radar Malang, Ali yang juga merupakan ketua MKKS SMP Kabupaten Malang itu mengakui bahwa soal-soalnya cukup berkualitas. Atau secara garis besar, meurutnya sudah mewakili bobot soal-soal ujian nasonal nantinya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu siswi SMP Negeri 1 Dampit. ”Ya beberapa ada yang mudah, beberapa ada yang sulit juga,” terang Natalia Eka Jayanti, salah satu siswi di sekolah tersebut.
Sementara di SMPN 8 Malang mempunyai cara jitu untuk me-refreshotak peserta Tryout Kejujuran agar tidak gampang stres. Saat mengerjakan naskah soal tryout, siswa-siswi diperkenankan berpindah ruangan.
Dari hasil pantauan Jawa Pos Radar Malang di lokasi, sebanyak 313 siswa SMPN 8 mengerjakan naskah soalTryout Kejujuran dengan santai. Siswa mengerjakan naskah soal sejak pukul 07.00 hingga pukul 10.00. Setelah mengerjakan soal sekitar 1 jam 30 menit, siswa beramai-ramai pindah ruangan.
”Mereka moving class. Kegiatan belajar mengajar keseharian juga ada moving class,” ujar Wakasek Kurikulum SMPN 8 Anang B. Wibisono sambil menemani wartawan koran ini memantau pelaksanaan Tryout Kejujuran, Rabu (2/4) kemarin.
Lantaran menguji kejujuran siswa, lanjut Anang, pihaknya tidak mengawasi secara ketat. Bahkan, penempatan siswa tidak ada bedanya dengan proses belajar mengajar kesehariannya. ”Satu ruangan ada 32 siswa,” tambah Anang.
Salah satu peserta tryout, Annisa Sabila mengatakan, dia mengerjakan soaltryout dengan santai. Apalagi, soal yang dijawab bukan tryout pertama kali. ”Mengerjakan soalnya ya santai saja Mas. Saya sudah tiga kali mengikutitryout,” kata siswi yang mengaku suka berbahasa Inggris itu.
Peserta lainnya, Akmal Haidar juga mengerjakan naskah soal Tryout Kejujuran dengan santai. Selain tidak menentukan kelulusan kelas, dia ingin mengetahui kemampuannya mengerjakan soal, sehingga tidak dipusingkan dengan kecepatan mengerjakan soal. ”Yang penting jujur,” kata dia.
Suasana serupa juga terlihat di SMPN 3. Sebanyak 294 siswa mengerjakan naskah soal Tryout Kejujuran dengan santai. Bahkan, sesekali mereka sempat bercanda dengan temannya yang duduk di bangku sebelahnya. ”Soal yang paling sulit ya matematika,” kata Naufal Athalah, salah satu peserta Tryout Kejujuran.
Kasek SMPN 3 Malang Burhanudin mengatakan, pihaknya sengaja memberi kelonggaran pada siswanya saat mengerjakan naskah soal Tryout Kejujuran. Dia yakin keikutsertaan siswa dalam Tryout Kejujuran menambah keyakinannya menjalani ujian nasional (UN). ”Melalui uji coba ini, anak-anak bisa mengetahui kemampuannya,” kata dia.
Berbeda dengan di sekolah lain, di SMPN 25 Kota Malang tidak semua siswa ikut program ini. Wakil Kepala SMPN 25 Kota Malang Rosna Ernawati menyebutkan, di sekolahnya terdapat 106 siswa kelas IX. Namun, hanya 30 siswa yang mengikuti ajang itu. Sebanyak 30 siswa itu berasal dari siswa yang dianggap kemampuannya rendah, sedang, dan tinggi. ”Nah, dari acak 30 siswa itu kami bisa mengetahui tingkat kesiapan anak-anak menghadapi UN. Sengaja kami acak karena kebutuhan kami memang untuk pemetaan itu,” ucap Rosna ditemui di sekolah di kawasan perumahan Vila Bukit Tidar itu.
Rosna mengatakan, untuk 30 siswa itu dalam pelaksanaan Tryout Kejujuran masih diawasi oleh dua orang guru. ”Kalau ditinggal, khawatir contek-contekan. Kemampaun sesungguhnya anak-anak jadi tidak valid dong,” tandas perempuan berjilbab itu.
Sementara Kasek SMPN Tumpang Abdul Razak sengaja mengikutkan 267 siswanya di tryout ini agar mereka tidak grogi saat UN mendatang. ”Dengan mengerjakan Tryout Kejujuran, siswa jangan sampai ada yang grogi. Agar terbiasa dengan mengerjakan soal-soal untuk menghadapi ujian nasional,” kata Abdul Razak, Kepala SMP 1 Tumpang.
sumber : http://radarmalang.co.id
EmoticonEmoticon