Persaingan Ketat, Berburu Siswa Lebih Awal. Berbeda dengan SMP dan SMA swasta, sekolah dasar swasta di Kota Malang tak perlu berebut siswa dengan sekolah negeri. SD-SD swasta rupanya memiliki pangsa pasar sendiri. Karenanya, untuk membuka pendaftaran, mereka tak perlu menutup pendaftaran SD negeri berakhir terlebih dahulu. Mereka tak perlu menerima luberan siswa dari SD negeri.
Bahkan beberapa sekolah swasta di Malang sudah sejak jauh-jauh hari berebut para siswa. Tak ingin kalah bersaing dengan para kompetitor di levelnya, mereka membuka pendaftaran siswa jauh sebelum tahun ajaran dimulai.
SD Anak Saleh misalnya, mereka membuka pendaftaran siswa baru per Januari lalu. Hingga kini, sudah satu kelas dengan kuota 23 siswa yang sudah terpenuhi.
Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SD Anak Saleh Noor Jeehan menyebutkan, sistem pendaftaran di sekolahnya dibagi dalam dua pintu masuk, yaitu inden dan reguler. Sistem inden dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu inden terpadu dan inden umum. Inden terpadu ini berasal dari siswa TK Anak Saleh sementara inden umum dari TK Anak Saleh dan umum.
Untuk sistem inden dan reguler, pengambilan formulir pendaftaran sudah dilakukan per 6 Januari lalu. Formulir pendaftaran berkisar Rp 150 ribu sampai Rp 175 ribu. Seminggu setelahnya dilanjutkan dengan placement class dan wawancara orang tua. Daftar ulang dilakukan paling akhir pada 6 Februari 2014 untuk inden umum yang mendaftar 13-30 Januari.
Tidak takut dianggap mencuri start? ”Selama ini hubungan kami dengan kompetitor baik-baik sajakok. Toh ini lebih kepada cara kami untuk memudahkan dalam penentuan penempatan kelas,” tambah Noor Jeehan.
Lebih lanjut, perempuan berjilbab tersebut membeberkan, dari tes wawancara yang dilakukan, maka pihak sekolah bisa melakukan mapping kemampuan siswa. Sebab, dari TK, ada yang memang sudah sangat lancar membaca atau masih perlu pendampingan lagi. ”Kami serahkan rapor kepada orang tua tentang perkembangan anak,” sambungnya.
Terkait biaya yang dibebankan, alumnus S2 Pendidikan Islam IAIN Surabaya tersebut membeberkan, biaya yang dibayar orang tua masih cukup terjangkau. Yaitu terdiri dari uang pendaftaran sebesar Rp 6,5 juta sampai tak terhingga, sumbangan komite (dibayar sekali selama menjadi siswa) Rp 750 ribu, dan SPP (disebut infak) berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu.
”Namun jumlah itu tidak saklek ya. Itu biaya minimalnya. Uang pendaftarannya minimal Rp 6,5 juta sampai tidak terhingga. Kami harus melihat kemampuan orang tua dulu. Orang tua yang kurang mampu ekonominya, tidak bisa disamakan dengan orang berada. Kami proporsional saja,” lanjutnya.
Kepala SD Anak Saleh Nurdiah Rahmawati menambahkan, saat ini di sekolahnya ada 450 siswa. Satu kelas bisa memiliki empat rombongan belajar. ”Kami mengembangkan sekolah ramah anak. Termasuk anak-anak inklusi sudah sekolah di sini per 2011 lalu. Sebab, every child harus mendapatkanbest education,” katanya.
Perempuan berjilbab itu mengatakan, pihak sekolah juga memiliki hidden curriculum. Yaitu kurikulum yang diselipkan di sela pembelajaran anak. Mulai salat duha berjamaah, mengaji Alquran, dan salas duhur berjamaah. Sementara, pada Jumat dan Sabtu pembelajaran murni dilakukan hanya untuk pengembangan diri dan kegiatan ekstrakurikuler.
Nurdiah menyebutkan, ada sedikitnya 14 ekskul di sekolah yang dipimpinnya. Mulai dari ekskul olimpiade hinga ekskul kewirausahaan. ”Kami lihat kebutuhan anak. Bisa jadi tahun depan akan ada ekskul jurnalistik. Ini untuk mewadahi kreativitas anak-anak kami di bidang tulis menulis,” terangnya.
Di sisi lain, Nurdiah menyebutkan, juga ada kegiatan-kegiatan yang berfungsi untuk melatih anak bersosialisasi dan peduli sesama. Ada charity on the road, charity langsung, saving day (hari menabung), hingga kunjungan tematik ke instansi seperti Bank Indonesia dan sebagainya.
Bukan hanya itu, juga ada sekolah alam yang letaknya tepat berada di belakang sekolah. Di kawasan itu, siswa bisa melakukan kegiatan berkebun. Ada bermacam-macam tanaman, mulai jagung, cabe, kangkung, hingga tanaman obat-obatan. ”Gardening day itu dilaksanakan tiap Sabtu,” kata alumnus S2 Universitas Kanjuruhan itu.
Sementara di hari Jumatnya, juga ada program Friday Lunch. Acara makan bareng itu disponsori oleh orang tua siswa. Jadi, setiap orang tua siswa dalam setahun pasti mendapatkan giliran sekali menyiapkan makan bareng itu. Makanan yang disajikan tak boleh mengandung pewarna dan MSG.
sumber: radarmalang
EmoticonEmoticon